Sunday, March 25, 2012

kesehatan mental

Konsep Sehat Beserta Dimensinya
Disini kita akan membahas mengenai sehat ,sehat itu berarti sehat jasmani dan rohani kita ,beruntunglah kita yang memiliki badan sehat karna sehat itu mahal harganya
            Sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat
hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian
tertentu (Haber, 1994).

Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup


Bagaimana agar kesehatan mental kita baik
Kesehatan mental perlu kita jaga agar terhindar dari rasa emosi,

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Dalam perjalanan sejarahnya, pengertian kesehatan mental mengalami
perkembangan sebagai berikut :
a. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan
penyakit jiwa (neurosis dan psikosis).
b. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan
orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.
c. Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsifungsi
jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk mengatasi problem
yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan
bathin (konflik).
d. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan potensi, bakat dan pembawaan semaksimal mungkin,
sehingga membawa kebahagiaan diri dan orang lain, terhindar dari
gangguan dan penyakit jiwa.

Bagaimana pribadi  seorang dapat berkembang
Pribadi seorang dapat berkembang Kita harus berperilaku  baik  berfikiran dewasa bisa memilihmana yang baik dan buruk
Perkembangan psyche atau kepribadian
Jung tidak bicara mengenai perkembangan dalam cara seperti yang dilakukan oleh kebanyakan ahli-ahli lainnya. Dia berbicara tentang perkembangan umat dan manusia; orang-orang menuju ke taraf  yang lebih sempurna. Jung yakin bahwa manusia selalu maju atau mengejar kemajuan, dari taraf perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih sempurna .Apakah tujuan perkembangan itu? Tujuan itu dapat disimpulkan sebagai aktualisasi diri.
1.      Jung menjangkau ke belakang dan ke depan
Freud adalah ahli yang menekankan masa lampau atau kausalitas,sedangkan adler adalah ahli yang berpandangan teleologis, yang menekankan peranan masa depan dengan segala cita-citanya dalam teori kepribadiannya.
Seorang ahli psikologi di dalam memahami kehidupan psikis harus bermuka rangkap; muka yang satu memandang masa lampaunya manusia, sedang muka yang satu lagi memandang masa depannya .
2.      Jalan perkembangan : progresi dan regresi
Didalam proses perkembangan dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi). Dalam progresi normal, kekuatan-kekuatan penghalang dipersatukan secara selaras dan koordinatif oleh proses-proses kejiwaan
3.      Pemindahan energi psikis : sublimasi dan represi
Energi psikis itu dapat dipindahkan, artinya dapat ditransfer dari satu aspek atau sistem ; dan transfer ini berlangsung atas dasar prinsip-prinsip pokok dinamika, yaitu ekuivalens dan entropi.
4.      Jalan kesempurnaan : proses individuasi
Bahwa kepribadian mempunyai kecenderungan untuk berkembang ke arah suatu kebetulan yang stabil, adalah hal yang sentrak dalam psikologis jung terlebih-lebih dalam psikoterapinya. Perkembangan adalah semacam pembeberan kebulatan asli yang semula tak punya diferensiasi dan tujuan ; pembeberan ini adalah realisasi atau penemuan diri.       

Teori Perkembangan Kepribadian Erikson
            Erik Erikson: perkembangan psikososial Erikson erick (1902-1994), seorang psikoanalis kelahiran Jerman yang awalnya merupakan bagian dari lingkaran Freud di vienna, dimodifikasi dan diperpanjang teori Freud dengan menekankan pengaruh masyarakat pada kepribadian berkembang. Erikson juga merupakan pelopor dalam mengambil perspektif masa hidup. sedangkan Freud menyatakan bahwa pengalaman anak usia dini secara permanen membentuk kepribadian, Erikson berpendapat bahwa pembangunan ego adalah seumur hidup.
           
           

Teori Perkembangan Kepribadian Freud
Freud berpendapat bahwa anak sampai kira-kira umur lima tahun melewati fase-fase  yang terdiferensiasikan  secara dinamis, kemudian sampai umur dua belas atau tiga belas tahun mengalami fase latent, yaitu dinamika menjadi lebih stabil. Bagi freud, masa sampai umur dua puluh tahun adalah masa yang menentukan bagi pembentukan kepribadian. Adapun fase-fase tersebut ialah:
(a)    Fase oral
Sumber kenikmatan yang pokok yang diasalkan dari mulut adalah makan. Makan ini    meliputi perangsangan terhadap bibir dan rongga mulut,menelan,dan apabila makanan tak menyenangkan menyemburkan ke luar.
(b)   Fase anal
Pengeluaran faeces menghilangkan sumber-sumber ketidaksenagan dan menghasilkan rasa lega. Ketika pembiasan akan kebersihan (toilet training) dimulai pada tahun kedua anak mendapat pengalaman pertama tentang pengaturan impuls-impulsnya dari luar.
(c)    Fase falis
Pada fase ini yang menjadi pusat adalah perkembangan seksual dan rasa agresi serta fungsi, alat-alat kelamin. Kenikmatan masturbasi serta khalayan yang menyertai aktivitas oto-erotik sangat penting .

(d)   Fase latent
Pada fase ini dorongan dinamis itu seakan-akan latent, sehingga anak-anak pada masa ini secara relatif lebih mudah dididik daripada fase-fase sebelumnya dan sesudahnya
(e)    Fase pubertas
Pada fase ini impuls-impuls yang selama masa sebelumnya seakan-akan latent,      menonjol kembali
(f)    Fase Genital
Cathexis pada fase genital mula (fase falis) mempunyai sifat narcistis; artinya individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri dan orang-orang lain diinginkan hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniah itu.



Kepribadian yang sehat
Berkepribadian yang sehat itu seperti dalam bekerja kelompok harus saling bertukar fikiran saling , menasehati, tolong menolong dalam hal kebaikan
Bagaiman individu berhubungan dengan orang lain merupakan inti dari kepribadian
Kepribadian tidak cukup di uarikan melalui teori perkembangan dan dinamika diri
sendiri. Berikut ini adalah pengalaman yang akan dialmi oleh individu yang
mempunyai kepribadian yang sehat (stuart dan Sudden, 1991 )
· Gambaran diri yang positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang
sesuai dengan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan yang lalu, akan
diri sendiri, perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi.
· Ideal diri realistis
Individu yang mempunyai ideal diri yang realitas akan mempuynai tujuan
hidup yang dapat dicapai.
· Konsep diri positif
Konsep diri positif menunjukkan bahwa individu akan sukses dalam hidupnya.
· Harga diri tinggi.
Seorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandang dirinya
sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat. Ia memanding dirinya sangat
sama dengan apa yang ia inginkan.
· Kepuasan penampilan peran
Indiviu yang mempunyai kepribadian sehat akan mendapat berhubungan
dengan orang lain secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai
dan terbuka pada orang lain dan membina hubungan interdependen.
· Identitas jelas.
Individu merasakan keunikan dirinya, yang memberi arah kehidupan dan
mecapai keadaan


  

                                   




















Daftar Pustaka
Drs. Sumadi suryabrata. Psikologi kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1982
Potter, Patricia, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan praktek/Patricia A.
Potter, Anne Griffin Perry; Alih Bahasa, Yasmin Asih et al. Editor edisi Bahasa indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. – Ed.4. – Jakarta ; EGC, 2005
Carpenito, Lynda Juall, 2007, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa:
Yasmin Asih, Edisi 10, Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna, 1994, Gangguan Konsep Diri, Jakarta: EGC

----------------------, 1996, Hubungan Therapeutik Keperawatan, Jakarta: EGC

----------------------, 1996, Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Jiwa, Editor:
Silvana Evi Linda, Jakarta: EGC

Rawlins and Heacock, 1993, Clinical Manual Of Psychiatric Nursing , St Louis: The
CV Mosby Year Company

--------------------------, 1993, Mental Health Psychiatric Nursing, St Louis: The CV
Mosby Year Company

Stuart,Gail W, 2007, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih Bahasa: Ramona P.
Kapoh, Editor: Pamilih Eko Karyuni, Edisi 5, Jakarta: EGC

Stuart,Gail W, Sundeen SJ, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta :
EGC




Stuart, Gail W and Sundeen SJ, 1995 Principle and Practice of Psychiatric
Nursing, 5th ed, St Louis : The CV Mosby Year Book.

Stuart. Gail W and Laraia, 2001 Principle and Practice of Psychiatric Nursing, 7th
ed, St Louis: The CV Mosby Year Book

Townsend, M.C. (1998) Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan, Jakarta: EGC
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi Press, 1983),
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental I, ( Yogyakarta: Kanisius, 2006),